Tomat Bukan Sayur, Melainkan Buah!

Pernah mendengar pendapat bahwa tomat bukanlah sayuran, tetapi justru buah? Ternyata bukan hanya sekadar pendapat, tetapi memang begitulah faktanya.

Tomat Bukan Sayur, Melainkan Buah!
Photo from Pixabay

Tomat sering kali menjadi topik perdebatan di dapur dan kelas botani. Tomat termasuk dalam kelompok buah atau sayuran? Meski secara kuliner sering dianggap sebagai sayuran, secara ilmiah, tomat termasuk buah. Berikut ulasan bagaimana tomat bisa termasuk dalam buah, bukan sayuran.

Definisi Botani: Mengapa Tomat Adalah Buah?

Dalam dunia botani, buah merupakan bagian dari tumbuhan berbunga yang berkembang dari ovarium setelah proses penyerbukan dan mengandung biji. Berdasarkan kriteria ini, tomat jelas tergolong buah.

Tomat berasal dari bunga tanaman tomat (Solanum lycopersicum) serta di dalamnya mengandung biji yang dapat digunakan untuk menanam lebih banyak tanaman tomat. Sama seperti apel, jeruk, dan stroberi, tomat mempunyai struktur reproduktif yang memenuhi syarat sebagai buah.

Sebaliknya, sayuran biasanya mengacu pada bagian tumbuhan yang lain, seperti akar (wortel), batang (seledri), atau daun (bayam). Sebab tomat tidak berciri-ciri demikian, maka secara ilmiah bukanlah sayuran.

Persepsi Kuliner: Tomat Sebagai Sayuran

Meski secara ilmiah tomat termasuk dalam buah, di dunia kuliner tomat sering dikategorikan sebagai sayuran. Alasannya terletak pada rasa dan cara penggunaannya dalam masakan. Tomat mempunyai rasa yang lebih asam dan umami dibandingkan buah-buahan manis seperti mangga atau anggur. Oleh karenanya, tomat lebih sering digunakan untuk hidangan gurih seperti sup, saus, salad, dan pasta ketimbang sebagai pencuci mulut.

Persepsi ini juga diperkuat oleh kasus hukum terkenal di Amerika Serikat pada 1893, Nix v. Hedden. Dalam kasus ini, Mahkamah Agung AS memutuskan tomat diklasifikasikan sebagai sayuran untuk tujuan perpajakan, berdasarkan penggunaannya dalam kuliner. Meskipun keputusan ini tidak mengubah fakta botani, hal ini menunjukkan bagaimana persepsi manusia dapat memengaruhi klasifikasi sesuatu.

Manfaat Tomat untuk Kesehatan

Tomat menawarkan banyak manfaat. Tomat kaya akan vitamin C, vitamin K, potasium, dan folat. Kandungan likopen, antioksidan kuat yang memberi tomat warna merahnya, dikaitkan dengan berbagai manfaat kesehatan, termasuk menurunkan risiko penyakit jantung dan kanker.

Selain itu, tomat mempunyai sifat antiinflamasi yang membantu menjaga kesehatan kulit dan melindungi tubuh dari efek radikal bebas. Tomat rendah kalori dan kaya serat, sehingga cocok untuk menjaga berat badan serta mendukung pencernaan yang sehat. Baik dimakan mentah dalam salad, diolah menjadi saus, atau dijadikan jus, tomat bisa menjadi menu bergizi tapi tetap lezat.

Peran Tomat dalam Budaya dan Masakan

Tomat menjadi bagian penting dalam masakan berbagai budaya di seluruh dunia. Dalam masakan Italia, tomat adalah bahan utama dalam saus pasta dan pizza. Masakan Meksiko memanfaatkan tomat dalam salsa dan guacamole, sedangkan masakan Asia, seperti di India, menggunakan tomat untuk menambah rasa asam pada kari. Popularitas tomat sebagai bahan serbaguna menunjukkan fleksibilitasnya di dapur, terlepas dari statusnya sebagai buah atau sayuran.

Dengan demikian, secara ilmiah tomat termasuk dalam golongan buah karena berkembang dari ovarium bunga dan mengandung biji. Namun, dalam konteks kuliner, tomat lebih sering diperlakukan sebagai sayuran karena rasa dan cara penggunaannya. Kedua pandangan ini sama-sama benar dalam konteksnya masing-masing.

Memahami perbedaan tomat sebagai sayur maupun buah, menjadikan kita lebih menghargai tomat sebagai bahan makanan yang serbaguna dan kaya nutrisi, terlepas dari bagaimana kita menyebutnya.

Terserah akan menyebutnya buah atau sayuran, tapi satu hal yang pasti: tomat ialah tambahan yang berharga dalam pola makan sehat kita. Tomat bukan hanya memperkaya cita rasa masakan, tetapi juga membantu menjaga kesehatan tubuh kita.