Tumbuhan Bisa Bergerak Sendiri, Simak Penjelasannya!
Tanpa disadari, dalam 24 jam berputar, tumbuhan yang tampak diam saja, pada kenyataannya tumbuhan juga bergerak secara alami. Simak bagaimana caranya!

Tumbuhan sering dianggap makhluk pasif yang hanya berdiri diam di tempat mereka tumbuh. Namun, penelitian menunjukkan bahwa tumbuhan sebenarnya bergerak dalam siklus harian yang dikenal sebagai gerakan nyctinastic dan tropisme. Dalam 24 jam, mereka melakukan berbagai gerakan yang dipengaruhi oleh rangsangan lingkungan seperti cahaya, air, dan gravitasi.
1. Fototropisme (Merespons Cahaya)
Salah satu gerakan tumbuhan yang paling dikenal ialah fototropisme, yakni kemampuan tumbuhan untuk tumbuh ke arah cahaya. Misalnya, bunga matahari (Helianthus annuus) mengikuti pergerakan matahari sepanjang hari dalam proses yang disebut heliotropisme. Gerakan ini dipicu oleh hormon auksin yang memicu pemanjangan sel di sisi tumbuhan yang jauh dari cahaya, membuatnya melengkung ke arah sumber cahaya.
Selain bunga matahari, banyak tumbuhan hias dalam ruangan juga menunjukkan fototropisme. Tanaman seperti monstera dan pothos sering kali mengarahkan daunnya ke jendela yang mendapat cahaya, memastikan bahwa fotosintesis berlangsung secara optimal.
2. Niktinasti (Gerakan Malam Hari)
Banyak tumbuhan melakukan gerakan niktinasti, adalah perubahan posisi daun atau bunga sebagai respons terhadap siklus siang-malam. Misalnya, bunga pukul empat (Mirabilis jalapa) membuka kelopaknya di sore hari dan menutupnya saat pagi. Gerakan ini diatur oleh perubahan tekanan air dalam sel tumbuhan, yang dikenal sebagai turgor.
Tumbuhan kacang polong dan leguminosa lainnya juga mempunyai daun yang akan tertidur bisa malam tiba. Daun mereka terlipat untuk mengurangi kehilangan air dan melindungi jaringan fotosintesis yang sensitif.
3. Tigmotropisme (Respons terhadap Sentuhan)
Tumbuhan seperti tanaman merambat dan sulur-suluran menunjukkan tigmotropisme, yakni gerakan sebagai respons terhadap sentuhan. Sebagai contoh, sulur kacang polong akan melilitkan dirinya pada penyangga saat bersentuhan dengannya. Gerakan ini membantu tumbuhan mendapatkan dukungan fisik untuk tumbuh ke arah yang optimal.
Contoh lain ialah tanaman Venus flytrap (Dionaea muscipula) yang menutup perangkapnya saat rambut sensitif pada daunnya terstimulasi oleh serangga yang hinggap. Gerakan ini menjadi bagian dari strategi bertahan hidup untuk mendapatkan nutrisi tambahan.
4. Gerakan Stomata (Mengatur Pernapasan)
Stomata, pori-pori kecil pada permukaan daun, juga menunjukkan gerakan yang penting. Mereka membuka di siang hari untuk mengambil karbon dioksida yang dibutuhkan dalam fotosintesis dan menutup di malam hari untuk mengurangi kehilangan air. Gerakan ini dikendalikan oleh perubahan tekanan turgor pada sel-sel penjaga stomata.
Pada kondisi cuaca panas atau kering, stomata bisa menutup lebih awal untuk menghindari dehidrasi yang berlebihan, menunjukkan kemampuan adaptasi tumbuhan terhadap perubahan lingkungan.
5. Gerakan Seismonasti (Respons terhadap Getaran)
Beberapa tumbuhan mempunyai gerakan seismonasti, yakni respons terhadap rangsangan fisik seperti getaran atau sentuhan mendadak. Contohnya tumbuhan putri malu (Mimosa pudica), yang menutup daunnya saat disentuh untuk melindungi diri dari predator atau kerusakan fisik.
Tumbuhan ini menggunakan mekanisme hidraulik yang mengatur tekanan air dalam jaringan daunnya. Respons cepat ini membuat tumbuhan tampak hidup meski prosesnya bersifat refleks.
6. Geotropisme (Respons terhadap Gravitasi)
Geotropisme merupakan respons tumbuhan terhadap gravitasi. Akar tumbuhan biasanya tumbuh ke arah pusat bumi (positif geotropisme), sementara batang tumbuh ke arah yang berlawanan (negatif geotropisme). Proses ini dipicu oleh redistribusi hormon auksin, yang mengatur pertumbuhan sel di akar dan batang.
Gerakan ini sangat penting untuk memastikan bahwa akar tumbuhan mendapatkan akses air dan mineral dari dalam tanah, sementara batang dan daun tetap berada di atas untuk menyerap cahaya.
Mengapa Gerakan Tumbuhan Penting?
Gerakan tumbuhan bukan sekadar fenomena menarik, tetapi mempunyai fungsi vital untuk kelangsungan hidup. Melalui gerakan, tumbuhan akan memaksimalkan penyerapan cahaya, mengurangi kehilangan air, mendapatkan dukungan fisik, dan melindungi diri dari ancaman lingkungan. Gerakan ini terjadi secara perlahan dan sering kali tak terlihat oleh mata manusia tanpa bantuan teknologi seperti kamera time-lapse.
Selain penting bagi ekosistem, studi tentang gerakan tumbuhan juga memberikan inspirasi bagi bidang teknologi, seperti robotika yang meniru mekanisme gerakan tumbuhan. Penelitian ini dapat menghasilkan teknologi yang lebih efisien dan ramah lingkungan.
Dengan demikian, meski tumbuhan tampak statis, mereka adalah organisme yang dinamis dan aktif. Gerakan mereka dalam siklus 24 jam menunjukkan adaptasi luar biasa terhadap lingkungan yang berubah-ubah.
Memahami gerakan ini bukan hanya memperkaya pengetahuan tentang dunia tumbuhan tetapi juga memberikan inspirasi untuk inovasi dalam teknologi, seperti robotika yang meniru gerakan tumbuhan. Tumbuhan memang jauh lebih hidup dan cerdas daripada yang sering kita bayangkan.