Platypus, Fosil Hidup dari Zaman Purba!
Meski jarang, pasti pernah mendengar hewan platypus, terlebih saat sekolah. Namun, rupanya banyak keunikan yang mungkin belum diketahui banyak orang!

Platypus merupakan salah satu hewan paling unik di dunia. Spesies mamalia endemik Australia yang sering disebut fosil hidup ini terkenal sebab keunikannya melampaui batas normal karakteristik mamalia. Tubuhnya seperti berang-berang, paruhnya menyerupai bebek, lalu ekornya mirip dengan berang-berang hutan.
Tak hanya itu, platypus juga bertelur seperti reptil, meski ia termasuk dalam kelompok mamalia. Keberadaan hewan ini telah memikat perhatian ilmuwan sejak pertama kali ditemukan. Berikut fakta-fakta menarik tentang platypus.
1. Mamalia yang Bertelur
Platypus termasuk dalam kelompok monotremata, yakni mamalia yang bertelur. Bersama dengan empat spesies echidna, platypus menjadi salah satu dari sedikit mamalia yang tidak melahirkan anak hidup.
Platypus betina bertelur sebanyak satu hingga tiga butir dalam sarangnya, yang dibangun di tepi sungai. Setelah menetas, anak platypus yang disebut puggle menyusu pada induknya. Platypus juga tidak mempunyai putting. Mereka mengeluarkan susu melalui kelenjar di kulitnya, yang kemudian dijilat oleh anak-anaknya.
2. Paruh Multifungsi
Salah satu fitur paling mencolok dari platypus adalah paruhnya seperti bebek. Namun, fungsinya jauh melampaui estetika. Paruh platypus dilengkapi dengan elektroreseptor yang sangat sensitif, memungkinkan mereka mendeteksi medan listrik yang dihasilkan oleh gerakan otot mangsa seperti cacing, udang kecil, atau larva serangga.
Kemampuan ini begitu penting sebab platypus menutup mata, telinga, dan hidungnya saat berenang, sehingga paruhnya menjadi alat utama untuk berburu di dasar sungai.
3. Hewan dengan Sengatan Beracun
Platypus jantan mempunyai taji berbisa di pergelangan kakinya. Racun digunakan selama musim kawin untuk melindungi wilayah mereka atau melawan pejantan lain. Meski racun ini tidak mematikan bagi manusia, sengatannya dapat menyebabkan rasa sakit yang luar biasa, pembengkakan parah, dan efek samping lainnya yang bisa bertahan hingga berminggu-minggu.
4. Fosil Hidup dari Zaman Dinosaurus
Platypus sering disebut fosil hidup, sebab nenek moyangnya diperkirakan telah hidup lebih dari 120 juta tahun yang lalu, pada zaman dinosaurus. Fosil-fosil platypus purba menunjukkan bahwa mereka hampir tidak mengalami banyak perubahan evolusi, menjadikannya salah satu hewan paling primitif di dunia mamalia.
5. Adaptasi untuk Air Dingin
Suhu tubuh platypus rata-rata lebih rendah dibandingkan dengan mamalia lainnya. Jika kebanyakan mamalia memiliki suhu tubuh sekitar 37°C, suhu tubuh platypus hanya sekitar 32°C. Penyesuaian ini memungkinkan mereka menghemat energi saat berburu di sungai yang dingin. Selain itu, bulu platypus yang lebat dan kedap air membantu mereka tetap hangat meski berada di lingkungan yang dingin.
6. Tidak Bergigi
Platypus dewasa tak bergigi. Sebaliknya, mereka menggunakan lempengan keras di rahangnya untuk menghancurkan makanan. Ketika mencari makanan di dasar sungai, mereka menyimpan mangsa dalam kantung pipinya, lalu naik ke permukaan untuk mengunyah dan menelannya.
7. Ancaman Terhadap Habitatnya
Walau populasinya masih ditemukan di beberapa wilayah Australia, platypus menghadapi berbagai ancaman, termasuk perusakan habitat, perubahan iklim, dan polusi. Sungai yang tercemar dan pembangunan di sekitar ekosistem mereka mempersempit ruang hidup platypus.
Sebagai hewan yang sensitif terhadap perubahan lingkungan, keberadaan platypus kini semakin rentan. Untuk itu, upaya konservasi terus dilakukan, termasuk perlindungan habitat alami mereka.
8. Ikon Nasional Australia
Sebagai salah satu hewan khas Australia, platypus telah menjadi simbol nasional. Gambarnya muncul di mata uang Australia, perangko, dan berbagai suvenir. Dalam budaya tradisional masyarakat Aborigin, platypus juga mempunyai tempat khusus sebagai simbol kebijaksanaan dan adaptasi.
9. Kemampuan Menyelam yang Hebat
Platypus ialah perenang andal. Mereka mampu menyelam selama sekitar dua menit untuk mencari makanan di dasar sungai. Saat menyelam, platypus menggunakan kaki depannya yang berselaput untuk menggerakkan tubuhnya, sementara kaki belakang dan ekornya digunakan untuk membantu manuver.
Dengan demikian, platypus menjadi salah satu spesies paling unik di planet ini, platypus menjadi pengingat betapa pentingnya menjaga kelestarian alam dan ekosistem. Setiap makhluk hidup, betapa pun aneh atau berbeda, ada peran penting dalam keseimbangan ekosistem. Dengan melindungi platypus, kita tidak hanya melestarikan keajaiban evolusi tetapi juga menjaga warisan alam yang tak ternilai harganya.