Keunikan Burung Jaca Afrika Dalam Penjagaan Anak, Perannya Tertukar?

Jacana Afrika punya cara unik dalam mengasuh anak. Burung jantan bertugas menjaga anak, sedangkan betina menjaga wilayah. Bagaimana peran keduanya tertukar?

Keunikan Burung Jaca Afrika Dalam Penjagaan Anak, Perannya Tertukar?
Photo from Pixabay

Burung Jakana Afrika, atau sering dikenal dengan nama ilmiahnya Actophilornis africanus, merupakan salah satu spesies burung yang mempunyai perilaku reproduksi unik dan menarik. Salah satu fakta unik dari burung ini ialah peran terbalik antara jantan dan betina dalam hal merawat anak-anak mereka. 

Perilaku ini membuat burung Jakana Afrika menjadi subjek penelitian dan kekaguman para ahli biologi serta pengamat burung di seluruh dunia. Berikut beberapa penjelasan tentang fakta unik dari burung ini.

Kehidupan Sosial dan Peran Terbalik

Pada kebanyakan spesies burung, betina biasanya berperan utama dalam menjaga sarang dan merawat anak-anak. Namun, pada burung Jakana Afrika menunjukkan pola yang sangat berbeda. Setelah betina bertelur, peran pengasuhan sepenuhnya diserahkan kepada burung jantan. Betina, di sisi lain, mempunyai kebebasan untuk mencari pasangan jantan lain dan bertelur di sarang yang baru.

Peran unik ini disebut sebagai sistem poliandri, yakni ketika satu betina bisa mempunyai banyak pasangan jantan. Dalam konteks ini, betina bersifat teritorial dan mendominasi area tertentu. Ia akan melindungi wilayahnya dari betina lain dan memastikan keberlangsungan telur-telurnya dengan meninggalkan tanggung jawab pengasuhan kepada para jantan.

Peran Burung Jantan

Burung jantan bertanggung jawab penuh dalam menjaga sarang, mengerami telur, juga melindungi anak-anak yang baru menetas. Proses pengeraman berlangsung selama kurang lebih 25 hari. 

Setelah telur menetas, jantan akan terus merawat dan melindungi anak-anaknya dari predator. Dalam beberapa kasus, jantan bahkan akan menggunakan sayapnya untuk menutupi anak-anaknya demi memberikan perlindungan ekstra.

Tanggung jawab yang besar ini membuat burung jantan harus waspada sepanjang waktu. Mereka menghadapi berbagai ancaman, seperti ular, burung pemangsa, dan predator lainnya yang mencoba memangsa telur atau anak-anak burung. Meski tugas ini berat, jantan burung Jakana Afrika menunjukkan dedikasi yang luar biasa dalam memastikan anak-anak mereka dapat bertahan hidup.

Perilaku Betina yang Dominan

Betina burung Jakana Afrika mempunyai ukuran tubuh yang lebih besar dibandingkan jantan, sebuah karakteristik umum pada spesies dengan sistem poliandri. Betina menggunakan ukurannya untuk mempertahankan wilayahnya dari betina lain dan menunjukkan dominasi terhadap pasangan jantannya. 

Setelah bertelur, betina akan meninggalkan tugas pengeraman dan perawatan anak kepada jantan. Ia kemudian mencari pasangan jantan lain untuk melanjutkan reproduksi.

Strategi ini memungkinkan betina untuk memaksimalkan jumlah keturunannya, sementara burung jantan fokus pada kualitas perawatan anak-anak. Pendekatan ini, meski tak umum, telah terbukti efektif dalam menjaga populasi burung Jakana Afrika tetap stabil di habitatnya.

Habitat dan Adaptasi

Burung Jakana Afrika biasanya hidup di daerah perairan seperti rawa, danau dangkal, serta kolam yang ditumbuhi tanaman air. Mereka mempunyai kaki panjang dengan jari-jari yang sangat lebar, memungkinkan mereka berjalan di atas daun teratai atau vegetasi air lainnya tanpa tenggelam.

Adaptasi ini sangat penting untuk kehidupan mereka di lingkungan berair.
Selain itu, burung Jakana Afrika berkemampuan untuk menyelamatkan telur-telurnya jika sarangnya terancam. Mereka memindahkan telur dengan cermat menggunakan cakar atau paruh mereka ke tempat yang lebih aman.

Dengan demikian, burung Jakana Afrika merupakan contoh luar biasa dari keanekaragaman perilaku hewan di alam. Dengan peran terbalik antara jantan dan betina, spesies ini menunjukkan bagaimana evolusi dapat menghasilkan strategi unik untuk bertahan hidup. 

Betina yang dominan dan jantan yang penuh dedikasi menciptakan sistem reproduksi yang efisien dan menarik untuk dipelajari. Perilaku unik ini bukan hanya memberikan wawasan tentang keanekaragaman hayati, tetapi juga mengajarkan kita tentang pentingnya adaptasi dalam menghadapi tantangan lingkungan.