Burung Unta Memakan Batu Untuk Pencernaannya!
Fakta unik di dunia binatang tak pernah ada habisnya, termasuk burung unta yang sering kali memakan batu kecil untuk membantu pencernaannya. Apa tujuannya?

Burung unta merupakan burung terbesar di dunia, sering kali menjadi subjek berbagai mitos dan fakta unik. Dengan tubuhnya yang gagah dan kecepatan lari yang mengagumkan, burung unta mempunyai banyak karakteristik menarik yang membedakannya dari burung lain.
Salah satu pertanyaan yang sering terlintas di pikiran ialah, benarkah burung unta memakan batu untuk membantu melancarkan pencernaannya? Apakah hal ini ada dasar fakta ilmiahnya atau sekadar mitos belaka?
Kebiasaan Unik Burung Unta
Sebagai burung yang tak mempunyai gigi, burung unta menghadapi tantangan dalam mengolah makanan keras yang mereka konsumsi. Tanpa kemampuan mengunyah, mereka membutuhkan cara lain untuk memecah makanan menjadi potongan-potongan kecil agar lebih mudah dicerna. Di sinilah kebiasaan menelan batu-batu kecil, yang disebut gastrolith, menjadi peran penting dalam kehidupan burung unta.
Batu-batu yang ditelan oleh burung unta tidak dicerna seperti makanan biasa. Sebaliknya, batu-batu tersebut disimpan di dalam ampela, sebuah organ khusus dalam sistem pencernaan burung. Ampela bertindak sebagai penggiling alami, menggunakan batu-batu kecil ini untuk menghancurkan makanan keras seperti biji-bijian, buah-buahan berserat, dan bahkan serangga.
Mengapa Burung Unta Membutuhkan Batu?
Burung unta hidup di lingkungan padang pasir dan sabana yang sering kali mempunyai makanan dengan tekstur keras dan sulit dicerna. Batu-batu kecil yang mereka telan membantu menggiling makanan tersebut di dalam ampela, membuatnya lebih halus sebelum memasuki usus untuk penyerapan nutrisi. Batu-batu ini bekerja seperti alat mekanis, menggantikan fungsi gigi yang tak dipunyai burung unta.
Biasanya, batu-batu yang dipilih burung unta berukuran kecil, sekitar 2–10 cm, dan permukaannya halus untuk menghindari kerusakan pada organ pencernaan. Jumlah batu yang mereka konsumsi juga tidak sedikit—seekor burung unta bisa membawa hingga satu kilogram batu di dalam ampelanya. Batu-batu ini tak hanya membantu mencerna makanan tetapi juga menjadi bagian penting dari adaptasi burung unta terhadap lingkungan yang keras.
Fakta atau Mitos?
Berdasarkan penelitian dan pengamatan, kebiasaan burung unta menelan batu adalah fakta. Hal ini menjadi salah satu adaptasi luar biasa yang memungkinkan burung unta bertahan hidup di lingkungan yang sulit. Kebiasaan ini juga ditemukan pada burung lain, seperti ayam dan kalkun, meski burung unta berkapasitas lebih besar untuk menyimpan batu di ampelanya.
Namun, penting untuk membedakan fakta ini dari berbagai mitos lain yang sering dikaitkan dengan burung unta. Salah satu mitos yang paling terkenal ialah anggapan bahwa burung unta akan menyembunyikan kepala mereka di dalam pasir saat merasa takut.
Kenyataannya, burung unta tak pernah melakukan hal tersebut. Saat merasa terancam, mereka lebih sering menggunakan kecepatan lari mereka yang luar biasa, hingga 70 km/jam, untuk melarikan diri dari predator.
Adaptasi yang Mengagumkan
Selain menelan batu, burung unta mempunyai banyak adaptasi lain yang menarik. Mereka mampu hidup tanpa air selama berminggu-minggu karena tubuh mereka sangat efisien dalam mengelola cairan. Burung unta juga mempunyai mata terbesar di antara semua hewan darat, memungkinkan mereka melihat bahaya dari kejauhan.
Dengan demikian, burung unta memakan batu untuk membantu pencernaannya adalah fakta untuk kemampuan bertahan hidup mereka di alam liar. Batu-batu yang mereka telan menjadi alat bantu penting untuk mencerna makanan keras, menggantikan fungsi gigi yang tak dimiliki burung unta.
Pemahaman fakta-fakta ini, kita semakin dapat menghargai keunikan burung unta, baik dari segi perilaku, fisiologi, maupun adaptasi evolusioner mereka. Mitos atau fakta, burung unta tetap menjadi salah satu keajaiban dunia hewan yang tak henti-hentinya menarik perhatian manusia.